Hello Sahabat UKM, sudah tahu belum cara mengetahui tingkst balik dari modal yang telah Anda setorkan ke dalam bisnis? Anda dapat mengetahui tingkat balik dari modal yang Anda setorkan dengan menggunakan rasio ROE. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai bagaimana cara menghitung dan menganalisa ROE. Sebelum itu, mari kita pahami dahulu apa itu ROE.
Apa itu ROE?
Return on Equality (ROE) merupakan indikator yang dapat mengukur performa keuangan yang didapatkan dari perbandingan antara Penghasialn Bersih (Net Income) terhadap Ekuitas (Shareholder’ Equity) yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja keuangan perusahaan. Dengan adanya ekuitas yang sama seperti nilai Aset dikurangi Kewajiban, maka rasio ROE ini dapat dikatakan sebagai rasio profit terhadapat Aset bersih.
Cara menghitung ROE
Rasio ini dapat dikalkulasikan apabila Penghasilan Bersih dan Ekuitas sama – sama memiliki hasil yang positif. Penghasilan Bersih diambil dari laporan laba rugi, sedangkan untuk ekuitas dapat diambil dari Neraca Keuangan. Berikut rumus untuk menghitung ROE:
ROE = laba bersih
Setelah pajak : ekuitas
Contoh:
Pada tahun 2019, ekuitas rata – rata para pemegang saham perusahaan PT Maju Kena Mundur Kena, sebesar Rp.600.000.000 dengan laba bersih sebesar Rp.1.500.000.000. Maka nilai pengembalian ekuitas yaitu:
Rp. 1.500.000.000 : Rp. 600.000.000
= 2,5 atau 250% ROE
keterangan
Pada perhitungan tersebut ROE mendekati 2 artinya semakin efektif dan efisien penggunaan ekuitas maka penghasilan peruahaan semakin meningkat, tetapi jika ROE mendekati angka 0 maka artinya perusahaan tidak dapat atau tidak mampu mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan pendapatan.
Menganalisa ROE
Untuk menganalisa ROE dapat dilihat dari segi industrinya. Misalkan rasio ini digunakan di industri manufaktur yang memiliki nilai Aset dan Kewajiban yang besar tetapi memiliki ROE yang kecil. Sedangkan, pada industri retail yang memiliki nilai Aset dan Kewajiban lebih kecil tetapi memiliki ROE yang lebih besar.
Untuk mengetahui tingkatan ROE maka Anda harus membandingkan ROE dengan kompetitor pada industri yang sama. ROE dapat dikatakan baik apabila nilai ROE lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor.
Tetapi, ROE yang tinggi belum tentu dapat menentukan baiknya performa bisnis. Tingginya rasio ROE ini dapat terjadi karena adanya Penghasilan Bersih yang sedang dalam performa sangat baik. Tetapi tidak besar kemungkinan tingginya REO disebabkan oleh rendahnya nilai ekuitas yang mengindikasikan adanya rasio.
Ada beberapa masalah yang dapat perusahaan Anda alami dalam menggunakan tingginya rasio ROE yang dapat diidentifikasi ke dalam berbagai masalah, berikut masalah – masalahnya:
- Profit yang tidak konsisten
Masalah ini dapat terjadi karenan aadanya indikasi tingginya angka ROE. Misalkan ada suatu bisnis yang mengalami kerugian dalam beberapa periode, dari kerugian ini dapat menyebabkan kurangnya nilai ekuitas. Jika bisnis mengalami keuntungan, maka rasio ROE akan lebih tinggi sehingga dapat terjadinya kesalahan analisa.
- Terlalu banyak Kewajiban
Masalah yang sering terjadi yaitu karena perusahaan meminjam dana secara terburu – buru atau agresif, yang dapat menimbulkan meningkatnya ROE. Hal ini dikarenakan semakin tingginya Kewajiban maka semakin rendahpula nilai ekuitasnya.
- Penghasilan Bersih yang Negatif
Dalam masalah ini juga dapat menimbulkan kenaikan pada ROE, jika kedua nilai Penghasilan Bersih dan Ekuitasnya sama – sama negarif maka rasio ROE akan semakin tinggi. Dengan adanya nilai negatif ini sudah dapat dipastikan bahwa sangat buruknya performa bisnis.
Itulah pembahasan mengenai bagaimana cara menghitung ROE dan bagaimana cara menganalisa ROE serta masalah – masalah yang sering terjadi pada ROE. ROE sangat penting untuk dianalisa oleh para pelaku UKM karena dapat memahami efisiensi modal yang telah disetorkan oleh pemilik usaha. Tetapi perlu diingat bahwa tingginya rasio ROE tidak selalu menandakan bahwa performa yang baik bagi perusahaan, maka harus dianalisa dengan baik dan benar agar tidak terjadi kekeliruan.