Dampak Resesi Pada Sektor Ekonomi

\"\"

Resesi ekonomi merupakan hal paling ditakuti oleh setiap negara, tak bisa dipungkiri bahwa setiap perekonomian negara pasti pernah mengalami pasang surut dalam perekonomiannya. Ancaman resesi global kembali menyerang hampir seluruh negara di dunia diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat tetap dirumah dan menjaga jarak guna menghindari penyebaran virus Covid-19. Hal ini menyebabkan seluruh aktivitas hampir di seluruh dunia berhenti, dampak yang sangat dirasakan yaitu pada sektor perekonomian. Hal ini jelas sangat beresiko terhadap turunnya pendapatan dan daya beli baik dari segi mikro (rumah tangga) maupun makro (nasional).

Apa Itu Resesi?

Resesi merupakan kondisi dimana suatu Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami peneurunan atau nilai pertumbuhan ekonomi riil negatif selama II kuartal atau lebih dari satu tahun. Resesi juga dapat dikatakan sebagai turunnya pendapatan nasional yang ditandai dengan penurunan seluruh aktivitas ekonomi secara simultan seperti lapangan pekerjaan, pendapatan rata – rata, investasi, dan laba perusahaan.

Dampak yang dapat dirasakan dengan terjadinya resesi ini yaitu banyaknya pengangguran, kesenjangan atau ketidaksetaraan semakin meningkat tajam, pinjaman pemerintah melonjak naik, dan penurunan harga – harga komoditas secara tajam (inflasi).

Dampak Resesi Ekonomi Bagi Pemerintah

Dampak resesi ini juga dapat dirasakan pada semua jenis bisnis baik dari bisnis berskala besar maupun kecil selain itu dampak dari resesi ini juga dapat dirasakan oleh seluruh elemen negara, contohnya seperti finansial negara ataupun perusahaan  berskala besar, perusahaan menengah dan berskala kecil dapat merasakan dampak dari adanya resesi ini. Maka dari itu resesi merupakan hal yang sangat ditakuti oleh seluruh negara, bahkan negara maju sekalipun. Ada beberapa dampak resesi ekonomi dari setiap lini kehidupan yaitu:

  • Jumlah penggangguran meningkat

Pada saat resesi terjadi banyak sekali perusahaan yang memutuskan hubungan pekerjaan dengan para pekerjanya dalam kurun waktu yang bersamaan. Hal ini yang menyebabkan para pengangguran meningkat, hal ini semakin diperparah dengan sulitnya mendapatkan pekerjaan baru selama resesi.

Dengan tingginya angka pengangguran maka pemerintah semakin dituntut untuk mengatasi dan menemukan solusi untuk mengakhiri resesi dan agar dapat menekan angka penggangguran yang semakin tinggi.

  • Pinjaman pemerintah melonjak tinggi

Ada atau tidak adanya resesi pemerintah dituntut untuk tetap melakukan pembangaunan di berbagai sektor, termasuk dalam menjamin kesejahteraan rakyarnya, seperti tunjangan atau bantuan sosial, ataupun subsidi. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan pajak dan meningkatnya pembayaran kesejahteraan yang mengakibatkan deficit anggaran dan semakin besarnya total untang yang ditanggung oleh pemerintah. Ada beberapa penyebab terjadinya penurunan pajak, yaitu:

  1. Perusahaan menghasilkan lebih sedikit laba, sehingga pemerintah menerima pajak korporasi yang lebih rendah.
  1. Pekerja menerima penghasilan lebih rendah, sehingga pemerintah menerima pajak penghasilan yang lebih rendah.
  2. Harga properti lebih rendah dan transaksi jual beli properti lebih sedikit, sehingga perolehan pajak dari jual beli properti tersebut lebih rendah.
  3. Pengeluaran masyarakat cenderung lebih rendah, sehingga berpengaruh pada pendapatan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang lebih rendah pula.
  4. Harga aset menurun

Penyebab menurunnya aset yakni disebabkan oleh penyebaran virus Covid-19 yang menyebabkan otoritas negara di dunia menutup akses keluar masuk dan membatasi aktivitas bisnis dengan diberlakukannya lockdown baik menyeluruh maupun parsial, yang memaksa masyarakat untuk tetap di rumah. Sehingga menyebabkan penggunaan transportasi baik umum maupun pribadi menurun, sehingga tingkat permintaan terhadap bahan bakar minyak juga ikut menurun karena terkena dampak dari resesi tersebut.

  • Imbal hasil obligasi menurun

Menurunnya hasil obligasi ini disebabkan oleh kurangnya likuiditas. Hal ini karenakan melemahnya keuangan perusahaan di samping faktor ekonomi.

Dampak Resesi Pada Perusahaan

Dampak yang dapat dirasakan oleh perusahaan yaitu tidak adanya timbal balik antar perusahaan yang mendorong ekonomi terus bertumbuh dan berkembang melalui mekanisme pasar. Hal ini disebabkan karena perusahaan berskala besar memproduksi produk atau jasa untuk memenuhi permintaan perusahaan menengah. Perusahaan menengah menghasilkan barang untuk perusahaan kecil. Perusahaan kecil memproduksi barang untuk konsumen. Jika tidak adanya timbal balik ini sudah dapat memutus mata rantai perekonomian.

  • Penurunan Pendapatan

Dampak resesi juga dapat menyebabkan menurunnya pendapatan, daya beli masyarakat menurun dan potensi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan produk atau jasa semakin sedikit. Kondisi inilah yang sangat ditakuti oleh perusahaan karena dapat mengancam kelancaran arus kas.

Bukan hanya itu, bagi pekerja yang terkena PHK juga akan kehilangan pendapatannya, adapula pekerja yang terkena penurunan upah, sudah pasti akan kehilangan separuh pendapatannya. Ketika pendapatan menurun hal ini lah yang menyebabkan daya beli pada suatu produk atau jasa juga terkena dampaknya.

  • Turunnya Permintaan

Ancaman dari resesi ini bukan hanya ditakuti oleh perusahaan tertentu saja tetapi seluruh perusahaan yang ada dibidang industri atau di dalam sektor ekonomi. Ketika resesi terjadi maka masyarakat akan lebih memilih atau berhati – hati dalam menggunakan atau membelanjakan uang mereka untuk sesuatu yang hanya mereka perlukan saja. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya permintaan terhadap produk barang atau jasa. Bahkan jika permintaan tidak ada sama sekali kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kerugian dan bahkan bisa mengalami kebangkrutan.

  • Perang Harga

Resesi memang menjadi ancaman bagi setiap perusahaan tanpa terkecuali, tetapi tidak semua perusahaan akan mati akibat terkena dampak dari resesi ini. Biasanya perusahaan mengambil langkah untuk bertahan dan keluar dari resesi yang lebih besar walaupun harus mengalami kerugian sementara. Strategi yang dipakai agar dapat bertahan dari resesi ini yaitu dengan perang harga.

Yang dimaksud dengan perang harga ini yaiu perusahaan menggantungan diri pasa pangsa pasar yang mengarah kepada pemotongan harga yang sangat miring untuk menarik kembali konsumen. Perusahaan juga biasanya mengambil tindakan dengan memotong biaya operasional dan menutup area bisnis yang tidak menguntungkan. Pemotongan biaya ini dengan menurunkan upah pekerja ,bahkan memberhentikan pekerja yang tidak ada dalam inti bisnis perusahaan.

Dampak Resesi Bagi Pekerja

Dampak dari resesi ini pada pekerja adalah putusnya hubungan kerja, sehingga terjadinya kenaikan angka pengangguran. Tingginya tingkat pengangguran sangat beresiko meninggalkan dampak negatif yang dapat bertahan lama dalam. Dampak dari tingkat pengangguran ini bukan hanya berdampak pada ekonomi saja, tetapi juga cenderung mengalami lebih banyak masalah sosial. Tingkat pengangguran ini juga menjadi faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan sosial, yang mengarah kepada kerusuhan dan vandalisme.

Jika Anda ingin mengetahui lain seputar perpajakan, keuangan dan bisnis Anda dapat klik disini, Anda juga dapat berkonsultasi dengan kami mengenai perpajakan, keuangan dan bisnis Anda dapat klik disini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top